Indonesia
sebagai salah satu negara yang padat penduduk merupakan pasar potensial
untuk peredaran narkotika. Para sindikat ini berupaya menyelundupkan
narkotika dengan berbagai cara. Ada yang melalui jalur darat, udara
hingga laut. Pemerintah, dalam hal ini Badan Narkotika Nasional (BNN RI)
tidak tinggal diam. Pada tahun 2015 Badan Narkotika Nasional telah
berhasil mengungkap jaringan nasional dan internasional terkait
narkotika ini. Data yang bisa kita lihat sebagai berikut:
No | Negara Asal sindikat | Jumlah tersangka | Modus Penyelundupan | Barang bukti |
1 | Tiongkok | 5 WNA, 2 WNI | Kemasan kopi | 862 Kg Sabu |
3 WNA | Jalur laut | 49,35 Kg Sabu | ||
2 WNI | Kurir | 270 Kg Sabu | ||
1 WNA | Kurir | 161 Kg Sabu | ||
2 | West African (Nigeria) | 2 WNI | Kemasan DVD Player dan kurir wanita | 12 Kg Sabu |
1 WNA dan 1 WNI | Kurir wanita | 20,88 Kg Sabu | ||
2 WNI | Mesin potong rumput dan mesin pompa air | 10.3 Kg Sabu | ||
2 WNI | Dikemas dalam tas Wanita menggunakan kurir wanita | 5,7 Kg Sabu | ||
1 WNI | Pengamen Perempuan | 3.980 Gram Sabu | ||
1 WNI | Dikemas dalam mesin motor, kurir wanita | 3.975 Gram Sabu | ||
2 WNA | 10 koli kardus | 14.811 Gram sabu | ||
5 WNA dan
18 WNI
|
12 unit cartridge toner printer, 6 unit toner printer, 3 unit gas blower, 4 unit mesin pemotong rumput dan 2 pompa mesin air | 57,7 Kg Sabu | ||
3 | Pakistan |
1 WNA dan
1 WNI
|
Kardus berisi tumpukan ikan asin | ± 15 Kg Sabu dan 22.000 butir ekstasi |
4 | Lokal dan Malaysia | 3 WNI | Pelabuhan | 10 Kg Sabu |
7 WNI | Kurir | 20 Kg Sabu dan 580.000 butir Ekstasi | ||
3 WNI | Jalur laut | 10 Kg sabu dan 147 butir Ekstasi | ||
5 WNI | Di dalam mobil Avanza | 77,35 Kg Sabu dan 49.300.000 | ||
4 WNI | Di dalam mobil | 235 Kg Ganja | ||
2 WNI | 20 bungkus | 20 Kg Sabu | ||
4 WNI | Jalur penerbangan | 1 Kg Sabu dan 141 Butir Ekstasi |
Sumber data: Humas BNN RI 2015
Dari
hasil penelusuran lebih lanjut, banyak WNI yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam jaringan sindikat internasional
ini, dan sayangnya mayoritas dari mereka adalah kaum perempuan. Mereka
biasanya tergoda tawaran atau iming-iming harta benda dan
dijanjikan untuk dinikahi oleh para sindikat internasinal tersebut.
Sebuah studi Departemen Kriminologi Universitas Indonesia bertajuk
”Perempuan kurir dalam Perdagangan Gelap Narkotika” menulis bahwa
penyebab utama keterlibatan perempuan dalam rantai peredaran global
narkotika hampir di semua negara adalah kemiskinan.
Faktor ekonomilah yang terutama dimanfaatkan oleh sindikat internasional khususnya negara West African (Nigeria),
dalam menjalankan modus operandi peredaran narkotika. Dengan memperalat
wanita Indonesia sebagai istri dengan tujuan memudahkan keluar masuk
Indonesia. Disamping itu, modus peredaran narkotika sindikat nasional
dan internasional adalah variasi pola dan modus yang digunakan jaringan
narkotika selalu berubah-ubah.
Deputi
Pemberantasan BNN, Irjen Deddy Fauzi Elhakim memaparkan aksi warga
negara Nigeria dengan cara menebar pesona kepada perempuan Indonesia,
menjadi faktor pendukung terjadinya rekruitmen. Dengan cara itu, mereka
mengelabuhi para kaum hawa untuk dijadikan kurir narkotika. (sumber
Okezone.com 7/8/2015).
BNN
terus berupaya mengungkap kasus peredaran gelap Narkotika serta
meringkus jaringan sindikat narkotika baik nasional maupun
internasional. Dalam menumpas kejahatan Narkotika, BNN bekerjasama
dengan penegak hukum baik nasional maupun internasional, seperti Bea dan
Cukai, POLRI, TNI, hingga NNCC (China National Narcotics Control Commission), AFP (Australia), DEA (Amerika), Kepolisian Hongkong, dan Kepolisian Diraja Malaysia.
Berdasarkan
hasil survey nasional oleh BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI pada
tahun 2014, prevelensi penyalahguna narkotika berkisar antara 2,2% atau
sekitar 4,2 juta orang dari total populasi penduduk (berusia 10-59
tahun). Tidak ada wilayah di seluruh Indonesia yang terbebas dari
penyalahgunaan narkotika, sasarannya bukan lagi pada remaja dan orang
dewasa, tetapi sudah merambah sampai ke anak-anak SD. Kerugian yang
ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkotika bagi Individu dan masyarakat
secara ekonomi sangat besar mencapai 57 triliun dan sekitar 75%
peredaran narkotika di Indonesia dikendalikan dari balik lapas. Hal
tersebut tentu bukan sesuatu yang menggembirakan karena itu
mengindikasikan masih banyak anak bangsa yang terlibat dalam
penyalahgunaan narkotika dan pada kahirnya akan mengancam ketahanan
nasional bangsa.
Langkah strategis dalam upaya pengungkapan jaringan harus dilakukan secara bahu-membahu bersama stakeholder
lainnya. Hal ini menjadi penting karena narkotika adalah kejahatan
trans-nasional, kejahatan lintas batas yang tidak bisa hanya ditangani
sendiri tanpa melibatkan unsur lainnya. Selain pengungkapan jaringan
internasional, yang paling penting adalah melakukan upaya atau langkah
edukasi bagi masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika.
Langkah tersebut antara lain bisa kita lakukan melalui upaya sebagai
berikut:
- Pengintegrasian program pencegahan penyalahgunaan narkotika ke dalam seluruh isu dan sektor pembangunan melalui konsep “Pembangunan berwawasan anti narkotika”
- Penguatan kapasitas masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika hingga ke tingkat desa/kelurahan.
- Mendorong pembangunan karakter manusia, dengan memasukan nilai-nilai hidup sehat tanpa narkotika kedalam kurikulum pendidikan dasar sampai lanjutan atas.
- Diperlukan persepsi yang sama antara penegak hukum, stakeholder, masyarakat dalam memandang penyalahguna narkotika sebagai orang sakit, korban kejahatan narkotika yang membutuhkan rehabilitasi.
Pencegahan
penyalahgunaan narkotika dan pemberantasan serta pengungkapan
jaringannya baik nasional maupun internasional menjadi sebuah kebutuhan
yang mendesak. Kondisi tersebut sangat penting mengingat korban dari
penyalahgunaan narkotika ini adalah anak bangsa, mereka yang menjadi
tulang punggung bangsa ini dan yang akan membangun negara ini. Jaringan
sindikat nasional dan internasional narkotika jelas merupakan musuh
bersama, bandar dan kurir narkotika yang terlibat didalamnya adalah
musuh bangsa, kepentingan mereka hanya satu: menghancurkan generasi muda
dan pertahanan bangsa kita, oleh karena itu mari kita lawan mereka
dengan segala daya dan upaya yang kita punya. Lawan Sindikat Narkotika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar