SELAMAT DATANG DI RUMAH REHABILITASI NARKOTIKA PENDOPO

Kamis, 04 Februari 2016

Peranan Sekolah Dalam Pencegahan Narkoba



Meningkatnya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dapat dikatakan tanggung-jawab bersama, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan, seperti pemerintah, aparat, masyarakat, media massa, keluarga, remaja itu sendiri, dan pihak-pihak lain. Maraknya kasus narkoba belakangan ini, terutama yang mengincar anak-anak di lingkungan sekolah dasar (SD) Tak urung membuatmasyarakat resah, khusunya orang tua.
Penyalahgunaan narkoba terjadi karena korban kurang atau tidak memahami apa narkoba itu sehingga dapat dibohongi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab (bandar & pengedar). Keluarga, orang tua tidak tahu atau kurang memahami hal-hal yang berhubungan dengan narkoba sehingga tidak dapat memberikan informasi atau pendidikan yang jelas kepada anak-anaknya akan bahaya narkoba. Kurangnya penyuluhan dan informasi di masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu penyuluhan dan tindakan edukatif harus direncanakan, diadakan dan dilaksanakan secara efektif dan intensif kepada masyarakat yang disampaikan dengan sarana atau media yang tepat untuk masyarakat.
Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan dampak kerugian terhadap kondisi kesehatan jasmani seseorang begitu juga kondisi psikis pemakainya. Perubahan psikis sering menimbulkan kendala hubungan sosial bagi penyalahguna narkoba dalam keluarga maupun masyarakat umum di sekitarnya. Seorang penyalahguna narkoba tidak akan hidup normal layaknya anggota masyarakat lainnya. Mereka biasanya mempunyai tingkah laku yang aneh dan menciptakan ketergantungan fisik dan psikologis pada tingkatan yang berbeda. Ketergantungan berarti mereka tidak dapat hidup tanpa menggunakan narkoba. Ketergantungan tersebut menyebabkan timbulnya rasa sakit jika ada upaya mengurangi penggunaan narkoba atau bahkan menghentikannya. Sedang ketergantungan secara psikologis dapat menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (mendorong) untuk memperoleh barang-barang haram tersebut. Bahkan sering kali penyalahguna akan melakukan tindakan keriminal untuk memperoleh uang yang kemudian digunakan buat membeli narkoba. Keadaan yang lebih parah lainnya yang sering terjadi pada korban saat tubuh seorang kebal akan narkoba. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya akan narkoba menjadi meningkat supaya mencapai efek yang sama. Akibat yang fatal yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba dengan dosis tinggi dan dilakukan secara sering dapat menyebabkan kematian.
Sekolah Pegang Peranan
Dalam masalah penanggulangan narkoba, sekolah memegang peranan penting karena sekolah merupakan tempat berkumpulnya anak-anak muda yang seringdijadikan sasaran. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional diketahui tersangka penyalahguna narkoba yang coba pakai pada tahun 2014, berjumlah 1.624.026, meningkat 12% dari tahun 2011 sebesar 1.159.649, yang dimana penyalah guna coba pakai ini terdiri dari remaja atau golongan pelajar.
Menurut hasil penelitian Fakultas Psikologi Universitas Autonoma Barcelona pada tahun 2007, mereka yang terkena narkoba di sekolah umumnya berawal dari merokok. Bahkan, anak-anak yang potensial menjadi penyalahguna narkoba biasanya berawal dari kebiasaan merokok kemudian meningkat dengan mencoba-coba mengisap/mengkonsumsi ganja, kemudian berlanjut memakai sabu-sabu dan narkoba jenis lainnya
Kemendikbud sebagai lembaga pemerintah yang ditugasi menangani masalah pendidikan telah mengkampanyekan anti narkoba serta membentuk lembaga kebugaran jasmani yang bertugas mengurusi masalah narkoba.Program pendidikan yang efektif dan luas merupakan bagian yang penting dari tindakan penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pencegahan melalui pendidikan sebagai sebuah proses berkesinambungan dengan tujuan menghindari narkoba. Kurikulum dan program yang dikembang sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Dari sisi pendidikan kurikulum materi pengenalan tentang narkoba di pelajaran SD sebenarnya sangat dimungkinkan dimasukan karena kurikulum sekarang yang disebut kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan) dapat dilakukan secara terintegrasi. Misalnya, ketika seorang guru mengajarkan pelajaran agama dan bahasa Indonesia dengan bacaan-bacaan yang membahas bahaya penyalahgunaan narkoba mata pelajaran tersebut bisa membangun sosialisasi kesadaran anak-anak.
Oleh karena itu system pendidikan sekolah, pendidikan dan motivasi guru merupakan hal penting yang tidak akan diabaikan untuk dapat menjamin siswa secara efektif menolak narkoba dan memilih cara hidup sehat. Dengan demikian perlu disiapkan materi pengajaran masalah cara hidup sehat bebas dari narkoba sejak Sekolah Dasar. Namun yang menjadi kendala di dunia pendidikan sekarang belum seluruh guru mempunyai pengalaman dan pengetahuan dasar tentang narkoba.
Itulah sebabnya disekolah dasar sekarang ini dialokasikan dana khusus untuk mengadakan buku-buku tentang narkoba yang akan bermanfaat bagi penyadaran anak-anak dari ancaman bahaya narkoba. “Serta mencegah anak-anak agar tidak terjerumus kedalam pengaruh buruk narkoba,”. Sebab, mereka yang sekali terkena narkoba, akan sulit untuk berhenti dan korban akan terus tergantung serta terjebak dalam sebuah lingkaran setan.

Pencegahan Berbasis Sekolah
Pencegahan berbasis sekolah (School Based Prevention) lebih mudah dilaksanakan dikarena sekolah lebih berstruktur sehingga dapat diadakan pengawasan meskipun dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu. Dalam melaksanakan pendidikan pencegahan di sekolah dalam kurikulum maupun kegiatan exstrakurikuler yang menyangkut upaya meningkatkan kualitas hidup secara bertahap disisipkan pengetahuan atau pelajaran yang bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan penanggulangan dan bahaya penyalahgunaan narkoba.
Dalam pelaksanaan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah perlu diadakan langkah-langkah, sebagai berikut antara lain menilai besar dan luasnya masalah dan mengembangkan mekanisme pengawasannya. Tetapkan kebijakan yang jelas dan konsisten yang berlaku bagi siswa, guru dan semua personil di lingkungan sekolah yang menyelesaikan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah tidak dibenarkan.
Melaksanakan pendidikan pencegahan melalui kurikulum dan ekstra kurikuler, mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan. Kemudian mengikuti/mengadakan pelatihan untuk para guru tentang pencegahan narkoba untuk mengetahui materi-materi yang perlu dikuasai terampil menggunakan metode mengajar sesuai tingkat dan umur serta gejala-gejala penyalahgunaan narkoba. Menyelenggarakan program bantuan/pendukung anak-anak sejak TK sampai dengan siswa, antara lain kelompok belajar, kegiatan-kegiatan alternatif, konseling untuk teman sebaya, ketrampilan, kerja bakti sosial dan lain-lain. Kemudian mengharapkan partisipasi orang tua, dan pendekatan terpadu sekolah dan masyarakat.
Salah satu prioritas pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan sebagai jawaban terhadap kerterpurukan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di era globalisasi. Peningkatan kualitas SDM ini hanya dapat dipenuhi dengan penyiapan peserta didik dan generasi muda yang aktif, dinamis dan mampu menjawab tantangan global, bukan generasi muda yang malas, rendah diri, apatis, kurang gairah, dan bermasa depan suram. Pada beberapa peserta didik, perilaku-perilaku negatif ini banyak dijumpai sebagai akibat penyalahgunaan narkoba yang saat ini sangat memperihatinkan.
Oleh karena itu sekolah mempunyai peranan penting selain hal mendidik, namun juga peran dalam pencegahan narkoba. Selain guru di sekolahan, orang tua juga mempunyai peranan penting dalam pencegahan narkoba, antara lain:
1. Mengasuh anak dengan baik
2. Mampu memberikan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak
3. Membangun komunikasi yang baik kepada anak
4. Penanaman disiplin sejak Usia dini.
5. Mengawasi lingkungan anak baik itu pergaulan maupun tempat dimana anak sering beraktivitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar