Meningkatnya
penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dapat dikatakan
tanggung-jawab bersama, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor
dan kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan, seperti pemerintah,
aparat, masyarakat, media massa, keluarga, remaja itu sendiri, dan
pihak-pihak lain. Maraknya kasus narkoba belakangan ini, terutama yang
mengincar anak-anak di lingkungan sekolah dasar (SD) Tak urung
membuatmasyarakat resah, khusunya orang tua.
Penyalahgunaan
narkoba terjadi karena korban kurang atau tidak memahami apa narkoba
itu sehingga dapat dibohongi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
(bandar & pengedar). Keluarga, orang tua tidak tahu atau kurang
memahami hal-hal yang berhubungan dengan narkoba sehingga tidak dapat
memberikan informasi atau pendidikan yang jelas kepada anak-anaknya akan
bahaya narkoba. Kurangnya penyuluhan dan informasi di masyarakat
mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu penyuluhan dan
tindakan edukatif harus direncanakan, diadakan dan dilaksanakan secara
efektif dan intensif kepada masyarakat yang disampaikan dengan sarana
atau media yang tepat untuk masyarakat.
Penyalahgunaan
narkoba dapat menimbulkan dampak kerugian terhadap kondisi kesehatan
jasmani seseorang begitu juga kondisi psikis pemakainya. Perubahan
psikis sering menimbulkan kendala hubungan sosial bagi penyalahguna
narkoba dalam keluarga maupun masyarakat umum di sekitarnya. Seorang
penyalahguna narkoba tidak akan hidup normal layaknya anggota masyarakat
lainnya. Mereka biasanya mempunyai tingkah laku yang aneh dan
menciptakan ketergantungan fisik dan psikologis pada tingkatan yang
berbeda. Ketergantungan berarti mereka tidak dapat hidup tanpa
menggunakan narkoba. Ketergantungan tersebut menyebabkan timbulnya rasa
sakit jika ada upaya mengurangi penggunaan narkoba atau bahkan
menghentikannya. Sedang ketergantungan secara psikologis dapat
menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (mendorong) untuk memperoleh
barang-barang haram tersebut. Bahkan sering kali penyalahguna akan
melakukan tindakan keriminal untuk memperoleh uang yang kemudian
digunakan buat membeli narkoba. Keadaan yang lebih parah lainnya yang
sering terjadi pada korban saat tubuh seorang kebal akan narkoba.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya akan narkoba menjadi
meningkat supaya mencapai efek yang sama. Akibat yang fatal yang
ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba dengan dosis tinggi dan
dilakukan secara sering dapat menyebabkan kematian.
Sekolah Pegang Peranan
Dalam
masalah penanggulangan narkoba, sekolah memegang peranan penting karena
sekolah merupakan tempat berkumpulnya anak-anak muda yang
seringdijadikan sasaran. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional
diketahui tersangka penyalahguna narkoba yang coba pakai pada tahun
2014, berjumlah 1.624.026, meningkat 12% dari tahun 2011 sebesar
1.159.649, yang dimana penyalah guna coba pakai ini terdiri dari remaja
atau golongan pelajar.
Menurut hasil penelitian Fakultas Psikologi Universitas Autonoma Barcelona pada tahun 2007, mereka yang terkena narkoba di sekolah umumnya berawal dari merokok. Bahkan, anak-anak yang potensial menjadi penyalahguna narkoba biasanya berawal dari kebiasaan merokok kemudian meningkat dengan mencoba-coba mengisap/mengkonsumsi ganja, kemudian berlanjut memakai sabu-sabu dan narkoba jenis lainnya
Menurut hasil penelitian Fakultas Psikologi Universitas Autonoma Barcelona pada tahun 2007, mereka yang terkena narkoba di sekolah umumnya berawal dari merokok. Bahkan, anak-anak yang potensial menjadi penyalahguna narkoba biasanya berawal dari kebiasaan merokok kemudian meningkat dengan mencoba-coba mengisap/mengkonsumsi ganja, kemudian berlanjut memakai sabu-sabu dan narkoba jenis lainnya
Kemendikbud
sebagai lembaga pemerintah yang ditugasi menangani masalah pendidikan
telah mengkampanyekan anti narkoba serta membentuk lembaga kebugaran
jasmani yang bertugas mengurusi masalah narkoba.Program
pendidikan yang efektif dan luas merupakan bagian yang penting dari
tindakan penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Pencegahan melalui pendidikan sebagai sebuah proses berkesinambungan
dengan tujuan menghindari narkoba. Kurikulum dan program yang dikembang
sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kewaspadaan
masyarakat.
Dari
sisi pendidikan kurikulum materi pengenalan tentang narkoba di
pelajaran SD sebenarnya sangat dimungkinkan dimasukan karena kurikulum
sekarang yang disebut kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan)
dapat dilakukan secara terintegrasi. Misalnya, ketika seorang guru
mengajarkan pelajaran agama dan bahasa Indonesia dengan bacaan-bacaan
yang membahas bahaya penyalahgunaan narkoba mata pelajaran tersebut bisa
membangun sosialisasi kesadaran anak-anak.
Oleh
karena itu system pendidikan sekolah, pendidikan dan motivasi guru
merupakan hal penting yang tidak akan diabaikan untuk dapat menjamin
siswa secara efektif menolak narkoba dan memilih cara hidup sehat.
Dengan demikian perlu disiapkan materi pengajaran masalah cara hidup
sehat bebas dari narkoba sejak Sekolah Dasar. Namun yang menjadi kendala
di dunia pendidikan sekarang belum seluruh guru mempunyai pengalaman
dan pengetahuan dasar tentang narkoba.
Itulah
sebabnya disekolah dasar sekarang ini dialokasikan dana khusus untuk
mengadakan buku-buku tentang narkoba yang akan bermanfaat bagi
penyadaran anak-anak dari ancaman bahaya narkoba. “Serta mencegah
anak-anak agar tidak terjerumus kedalam pengaruh buruk narkoba,”. Sebab,
mereka yang sekali terkena narkoba, akan sulit untuk berhenti dan
korban akan terus tergantung serta terjebak dalam sebuah lingkaran
setan.
Pencegahan Berbasis Sekolah
Pencegahan
berbasis sekolah (School Based Prevention) lebih mudah dilaksanakan
dikarena sekolah lebih berstruktur sehingga dapat diadakan pengawasan
meskipun dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu. Dalam
melaksanakan pendidikan pencegahan di sekolah dalam kurikulum maupun
kegiatan exstrakurikuler yang menyangkut upaya meningkatkan kualitas
hidup secara bertahap disisipkan pengetahuan atau pelajaran yang
bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan penanggulangan dan bahaya
penyalahgunaan narkoba.
Dalam
pelaksanaan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah
perlu diadakan langkah-langkah, sebagai berikut antara lain menilai
besar dan luasnya masalah dan mengembangkan mekanisme pengawasannya.
Tetapkan kebijakan yang jelas dan konsisten yang berlaku bagi siswa,
guru dan semua personil di lingkungan sekolah yang menyelesaikan
penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah tidak dibenarkan.
Melaksanakan
pendidikan pencegahan melalui kurikulum dan ekstra kurikuler,
mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan. Kemudian
mengikuti/mengadakan pelatihan untuk para guru tentang pencegahan
narkoba untuk mengetahui materi-materi yang perlu dikuasai terampil
menggunakan metode mengajar sesuai tingkat dan umur serta gejala-gejala
penyalahgunaan narkoba. Menyelenggarakan program bantuan/pendukung
anak-anak sejak TK sampai dengan siswa, antara lain kelompok belajar,
kegiatan-kegiatan alternatif, konseling untuk teman sebaya, ketrampilan,
kerja bakti sosial dan lain-lain. Kemudian mengharapkan partisipasi
orang tua, dan pendekatan terpadu sekolah dan masyarakat.
Salah
satu prioritas pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu
pendidikan sebagai jawaban terhadap kerterpurukan sumber daya manusia
(SDM) Indonesia di era globalisasi. Peningkatan kualitas SDM ini hanya
dapat dipenuhi dengan penyiapan peserta didik dan generasi muda yang
aktif, dinamis dan mampu menjawab tantangan global, bukan generasi muda
yang malas, rendah diri, apatis, kurang gairah, dan bermasa depan suram.
Pada beberapa peserta didik, perilaku-perilaku negatif ini banyak
dijumpai sebagai akibat penyalahgunaan narkoba yang saat ini sangat
memperihatinkan.
Oleh
karena itu sekolah mempunyai peranan penting selain hal mendidik, namun
juga peran dalam pencegahan narkoba. Selain guru di sekolahan, orang
tua juga mempunyai peranan penting dalam pencegahan narkoba, antara
lain:
1. Mengasuh anak dengan baik
2. Mampu memberikan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak
3. Membangun komunikasi yang baik kepada anak
4. Penanaman disiplin sejak Usia dini.
5. Mengawasi lingkungan anak baik itu pergaulan maupun tempat dimana anak sering beraktivitas.
1. Mengasuh anak dengan baik
2. Mampu memberikan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak
3. Membangun komunikasi yang baik kepada anak
4. Penanaman disiplin sejak Usia dini.
5. Mengawasi lingkungan anak baik itu pergaulan maupun tempat dimana anak sering beraktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar