SELAMAT DATANG DI RUMAH REHABILITASI NARKOTIKA PENDOPO

Rabu, 03 Februari 2016

PERAWATAN NAPZA DAN REHABILITASI RESIDENSIAL



PERAWATAN NAPZA DAN REHABILITASI RESIDENSIAL


Tidak diragukan lagi bahwa untuk beberapa orang dan keluarga pengguna napza, tempat perawatan dan rehabilitasi sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kecanduan terhadap napza. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa orang masih memiliki keraguan dan pertanyaaan mengenai pentingnya pusat rehabilitasi  dalam mengatasi masalah kecanduan napza. Keraguan ini mungkin karena banyak yang  merasa tidak memiliki masalah kecanduan yang parah, seperti hanya sekedar menggunakan ganja atau minuman keras, atau  merasa dapat mengendalikan penggunaan alkohol atau obat-obatan, atau juga merasa dapat mengontrol hidup anda dan merasa  dapat berhenti sendiri.
Banyak kita temui kesulitan untuk mendorong seorang pecandu mengatasi kecanduannya dan untuk masuk dalam pusat rehabilitasi. Bagi seorang pecandu, ada banyak alasan mengapa mereka merasa tidak perlu berhenti menggunakan napza, dan mengapa mereka tidak membutuhkan pusat rehabilitasi atau program perawatan lainnya untuk membantu mengatasi masalah kecanduan mereka. Butuh usaha yang besar untuk meyakinkan mereka untuk menjalani perawatan, dan untuk seorang pecandu sendiri, banyak hal yang mereka butuhkan agar mereka dapat meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka memiliki masalah dengan kecanduan dan memerlukan perawatan. Beberapa alasan – alasan yang sering digunakan oleh pecandu diantara lain ialah :
 “Saya merasa hidup lebih menyenangkan bila menggunakan napza”
Alasan ini merupakan pernyataan seorang pecandu yang sedang berada dalam penyangkalan. Pikiran dapat menjadi perangkat yang sangat kuat dan dapat meyakinkan seseorang bahwa hidup mereka akan terasa lebih menyenangkan bila menggunakan napza. Pada kenyataannya, seorang pecandu memiliki permasalahan yang rumit dalam hampir semua aspek kehidupannya. Penyangkalan merupakan hal yang berbahaya dalam pemulihan, keyakinan yang keliru dapat menyebabkan seorang pecandu meyakini bahwa mereka tidak memerlukan perawatan. Banyak pecandu merasa bahwa mereka tidak akan merasakan kebahagiaan yang lengkap tanpa menggunakan napza.
“Saya pernah menjalani rehabilitasi sebelumnya”
Alasan ini sangat sering digunakan oleh kebanyakan pecandu, karena banyak pecandu yang telah menjalani rehabilitasi atau program perawatan lainnya mungkin sekali, dua kali atau beberapa kali. Pecandu harus mengerti bahwa setiap individu dapat berubah, termasuk diri mereka sendiri. Ketika mereka menjalani program perawatan atau rehabilitasi sebelumnya, mereka mungkin mengalami relapse. Hal itu wajar terjadi. Jika ada kesempatan bagi seorang pecandu untuk menjalani program perawatan atau rehabilitasi dan membuat perubahan positif untuk kehidupannya maka hal tersebut layak dicoba. Hanya saja, kali ini mereka harus benar – benar berkomitmen dan melakukan usaha untuk bertahan bersih.
“Saya membutuhkan napza untuk meningkatkan kinerja atau kreativitas”
Alasan klasik lainnya adalah menggunakan napza sebagai stimulus untuk bekerja ataupun berkreatifitas. Kekeliruan cara berpikir ini menyebabkan banyak pecandu terperangkap dalam kecanduan. Banyak orang yang menggunakan napza untuk membantu mereka bekerja. Mereka merasa perlu menggunakan napza untuk membantu mereka melewati hari dan merasa bahwa mereka bekerja lebih baik jika menggunakan napza. Kenyataannya, orang akan mendapatkan hasil terbaik jika tidak menggunakan napza dan pecandu mungkin akan menyadari hal ini jika mereka pulih.
Merupakan hal hal baik jika seorang pecandu mendapatkan perawatan napza. Namun bagaimanapun juga, akan ada banyak tantangan yang muncul pada saat pecandu menyelesaikan program perawatannya. Tantangan terbesar adalah untuk bertahan tidak menggunakan napza kembali dan berpola hidup sehat.  Beberapa pecandu mungkin berhasil mengatasinya, namun, banyak pecandu memiliki potensi yang besar untuk menggunakan napza kembali pada titik tertentu.  Sangatlah  penting untuk dipahami mengapa relapse ( kambuh ) dapat terjadi pada masa – masa awal pemulihan. Beberapa faktor  utama mengapa relapse dapat terjadi pada masa – masa awal pemulihan antara lain :
Kepercayaan diri
Seringkali pecandu mengalami krisis kepercayaan diri pada masa awal pemulihan mereka. Mereka ingin untuk pulih dari ketergantungan tetapi belum siap untuk menerima perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Gambaran sederhananya adalah ingin belum tentu siap.
Hubungan
Hubungan dengan orang lain seringkali menjadi faktor penting pada masa awal pemulihan. Banyak pecandu yang bermasalah dalam mengatasi hubungan dengan orang lain sehingga mereka melupakan prioritas utama mereka yaitu tetap bertahan bersih.

Penerimaan
Pada masa awal pemulihan, jika seorang pecandu belum benar – benar menerima dan memahami bahwa mereka memiliki permasalahan dengan kecanduannya, mereka akan dengan mudahnya menemukan alasan untuk menggunakan kembali. Rasionalisasi tentang penggunaan napza biasanya menjadi indikator penting penyebab relapse.
Beberapa faktor ini dapat menjadi hambatan dalam menjalani  pemulihan napza . Selama proses perawatan, konselor akan mengajarkan pecandu apa yang harus dilakukan ketika hambatan tersebut terjadi. Mereka semua dapat diatasi melalui dukungan yang tepat, pola pikir mental, dan alat belajar di dalam rehabilitasi. Untuk dapat mampu mengatasi semua hambatan pada masa awal pemulihan, seseorang harus dapat memulai cara hidup baru. Ini berarti untuk berpikir secara berbeda, mencoba untuk menjadi lebih positif, dan melakukan usaha untuk tetap bertahan bersih. Dibutuhkan keinginan yang kuat untuk dapat bertahan bersih dan sulit bagi pecandu untuk tidak menyerah dalam melakukan usaha bertahan bersih pada masa awal pemulihan.  Penting bagi pecandu memiliki keluarga, teman, konselor dan segala bentuk dukungan lain untuk mendapatkan pertolongan dan bimbingan.
Masa awal pemulihan ( 1-3 bln ) mungkin adalah masa yang paling sulit bagi para pecandu.  Membangun hubungan sosial dan supportif sangat krusial pada masa awal pemulihan. Hal yang paling penting dalam membangun hubungan ini adalah pecandu dapat menemukan orang yang dapat diajak berbicara mengenai apapun, yang dapat mereka percaya dan dapat berbagi pengalaman mengenai pemulihannya. Hubungan ini dapat ditemukan dalam peer atau teman yang sedang berada dalam pemulihan dan konselor. Ini dapat membantu mereka melewati masa masa sulit di awal pemulihan.
Selama masa awal pemulihan, penting bagi para pecandu menemukan arah kehidupan mereka, kesehatan secara jasmani dan rohani dan mulai menemukan keseimbangan dalam kehidupan mereka. Ini merupakan proses yang memerlukan waktu, namun dengan sudut pandang dan pola pikir yang tepat,  jawaban – jawaban tesebut akan datang seiring dengan berjalannya waktu. Seorang pecandu akan mulai berpikir bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas dalam beberapa aspek kehidupannya dengan mulai melakukan kegiatan seperti bekerja, sekolah dan membangun hubungan baru secara sehat.

Memiliki lingkungan yang positif dan terkontrol merupakan hal yang essensial dalam pemulihan seorang pecandu, sebagaimana peran lingkungan dapat berpengaruh besar  dalam kehidupan mereka, baik untuk mempertahankan pemulihan ataupun dalam kontribusinya dalam kegagalan pemulihan mereka. Salah satu cara untuk menemukan lingkungan yang sehat adalah rehabilitasi. Berada dalam rehabilitasi akan meminimalisir berbagai godaan dan membantu mengatasi berbagai hambatan yang akan dihadapi pecandu pada masa awal pemulihan. Rehabilitasi residensial dapat membantu pecandu melewati masa sulit di awal pemulihan, walaupun lingkungan bukan satu satunya solusi untuk pecandu dapat bertahan bersih, tapi dapat membantu pecandu mencapai hal tersebut terutama pada masa awal pemulihan.
Sekali, dua kali, atau beberapa kali mendapatkan perawatan pemulihan napza – itu merupakan cerita umum yang sering terjadi. Bagi kebanyakan pecandu, dibutuhkan beberapa kali perawatan untuk bertahan bersih dari napza. Mungkin banyak yang bertanya tanya mengapa program pemulihan napza tidak menghasilkan keberhasilan. Beberapa kemungkinannya adalah :
Kesalahpahaman tentang adiksi atau kecanduan sebagai penyakit.
Penggunaan napza jangka panjang mempengaruhi cara bekerja otak. Oleh karena itu kecanduan sering disebut sebagai penyakit otak ( brain disease ) yang kronis dan kambuhan. pengharapan tentang tempat rehabilitasi sebagai tempat yang dapat menyembuhkan merupakan cara berpikir yang keliru.

Modalitas terapi
Tidak semua pusat perawatan napza menawarkan program yang berdasarkan “evidence based” yang menjadi acuan perawatan yang kita ketahui bekerja secara efektif meningkatkan tingkat kenerhasilan perawatan. Kenyataannya, National Center on Addiction and Substance Abuse di Columbia University baru baru ini melaporkan¹ bahwa hanya 1 dari 10 pecandu yang membutuhkan rehabilitasi mendapatkan perawatan napza, dan kebanyakan dari mereka menerima pelayanan perawatan napza yang tidak berdasarkan “evidence based”
Beberapa pusat rehabilitasi masih menggunakan metode yang  lama, dengan pendekatan konfrontatif, dan beberapa pusat perawatan lainnya menyediakan pelayanan dengan kualitas sumber daya manusia yang minimal. Sejak trend penggunaan napza telah berubah dari napza jenis sedatif menjadi stimulan akhir – akhir ini, kebanyakan pecandu juga mengalami co-occurring disorder atau beberapa permasalahan yang menyertai kecanduannya seperti depresi, kecemasan dan gangguan kesehatan mental lainnya. Oleh karena itu resiko relapse akan meningkat selama masa awal pemulihan jika pecandu tidak mendapatkan perawatan yang tepat, sesuai kebutuhan dan menyeluruh  dalam program pemulihannya.  
Untuk beberapa kasus, perawatan napza dapat mungkin dapat langsung bekerja untuk pertama kalinya. Sementara,  yang lain butuh proses yang kumulatif. Meskipun kita sudah memilih pusat perawatan napza yang tepat, seringkali dibutuhkan beberapa kali usaha agar hasilnya dapat sesuai dengan yang kita inginkan. Setiap usaha adalah bagian yang esensial yang menentukan perjalanan pemulihan. Bahkan bila seseorang belum ingin untuk melakukan perubahan dalam hidup mereka, dalam pusat rehabilitasi, mereka dapat melihat bagaimana konsep dan perangkat yang mingkin dapat membantu mereka nantinya. Mereka juga dapat melihat bahwa ada cara yang nyata menuju pemulihan yang dapat mereka lalui dan telah berhasil untuk orang lain.
Time frame yang salah
Penelitian (http://articles.latimes.com/2008/nov/10/health/he-addiction10 ) menunjukan bahwa 3-6 bulan adalah waktu yang paling realistis bagi pemulihan napza, dan diikuti dengan perawatan lanjutan, konseling dan support grup. Untuk banyak orang, hanya dengan menghindari napza dan alkohol tidaklah cukup untuk mencegah terjadinya relapse / kambuh. Pemulihan napza membutuhkan perubahan gaya hidup seperti pola tidur, aktivitas, dan kebutuhan membangun hubungan sosial yang suportif
Support system yang tidak tepat sasaran
Salah satu kesalahan yang sering  oleh pecandu yang baru menyelesaikan progam perawatan adalah dengan menghabiskan waktu bersama teman teman yang masih menggunakan napza atau kembali kepada lingkungan yang beresiko tinggi. Hal ini dapat dimengerti karena pada masa awal pemulihan seringkali pecadu merasa kesepian. Mengandalkan keluarga dan mulai mencari lingkungan baru yang bebas dari napza merupakan hal yang cukup sulit bagi pecandu. Seringkali bukannya menawarkan dukungan, orang terdekat mungkin akan membuat proses bahwa mereka bertambah sulit bagi seorang pecandu. Ini bukan berarti mereka tidak menginginkan keluarga atau kerabat mereka pulih, tetapi mereka tidak siap dengan perubahan yang terjadi  dengan si pecandu. Hal ini disebabkan pola sikap dan pengulangan yang selama ini keluarga rasakan semasa si pecandu masih aktif dalam kecanduannya.  
Banyak pecandu tidak berhasil berhenti dengan sendirinya. Banyak pula yang datang ke pusat perawatan napza dengan usaha mengatasi masalah kecanduannya sekaligus mengatasi tekanan dan permasalahan hidupnya sehari hari. Pekerjaan, keluarga, pasangan dan teman dapat menjadi penyebab stress sehingga seorang pecandu semakin sulit untuk mengatasi kecanduannya. Pusat rehabilitasi residensial memiliki beberapa keuntungan yang dibuat untuk membantu pecandu selama proses pemulihannya. Berikut adalah beberapa keuntungan
Keuntungan yang pertama adalah program perawatan residensial menawarkan anda kesempatan untuk meninggalkan lingkungan penyebab stress dan berfokus kepada pemulihan anda. Permasalahan sehari hari seperti konflik dalam keluarga, tekanan pekerjaan dapat mengalihkan perhatian anda dari tujuan utama yaitu pemulihan. Namun bukan berarti permasalahan tersebut tidak menjadi perhatian lagi, melainkan untuk mengurai benang yang kusut kita harus memulai secara perlahan lahan dan satu persatu. Lingkungan yang tenang dan terisolasi dapat membantu mengurangi tekanan hidup dan berfokus kepada masalah utama yaitu kecanduan.
Keuntungan yang kedua adalah mengurangi godaan untuk kembali menggunakan napza. Ketika berada dirumah, seringkali pecandu mengalami kesulitan untuk menahan godaan untuk kembali menggunakan. .Sebuah program rehabilitasi residensial memberikan dukungan secara terus menerus  baik dari seorang konselor, dokter, pekerja sosial bahkan teman teman yang berada dalam pemulihan. Sehingga ketika pikiran untuk kembali menggunakan muncul, pecandu memiliki seseorang untuk berpaling dan meminta bantuan.
Konseling harian merupakan keuntungan lain yang ditawarkan oleh program rehabilitasi residensial. Berbagai terapi psikologis dibuat untuk memberdayakan pecandu dengan pengetahuan mengenai adiksi, cara cara mencegah terjadinya relapse dan membantu transisi menuju pemulihan. Sesi terapi kelompok maupun individual dapat membantu pecandu menganalisa penyebab kecanduan dan menawarkan teknik untuk hidup bersih tanpa menggunakan napza.
Keuntungan yang terakhir adalah membantu pecandu mengatasi masalah gejala putus zat ( withdrawals ). Dengan berada dalam program rehabilitasi residensial, pecandu dibantu melalui dukungan, terapi medis untuk membantu mengatasi masalah gejala putus zat. Seringkali gejala putus zat atau yang biasa disebut dengan sakaw berlangsung dalam waktu yang cukup lama baik secara fisik ataupun psikologis seperti perubahan mood dan gangguan pola tidur.

Gigih Eka Setiagung, ICAC I, RC

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar