PERAWATAN
NAPZA DAN REHABILITASI RESIDENSIAL
Tidak
diragukan lagi bahwa untuk beberapa orang dan keluarga pengguna napza, tempat
perawatan dan rehabilitasi sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kecanduan
terhadap napza. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa orang masih
memiliki keraguan dan pertanyaaan mengenai pentingnya pusat rehabilitasi dalam mengatasi masalah kecanduan napza. Keraguan
ini mungkin karena banyak yang merasa tidak
memiliki masalah kecanduan yang parah, seperti hanya sekedar menggunakan ganja
atau minuman keras, atau merasa dapat
mengendalikan penggunaan alkohol atau obat-obatan, atau juga merasa dapat
mengontrol hidup anda dan merasa dapat
berhenti sendiri.
Banyak
kita temui kesulitan untuk mendorong seorang pecandu mengatasi kecanduannya dan
untuk masuk dalam pusat rehabilitasi.
Bagi seorang pecandu, ada banyak alasan mengapa mereka merasa tidak perlu
berhenti menggunakan napza, dan mengapa mereka tidak membutuhkan pusat
rehabilitasi atau program perawatan lainnya untuk membantu mengatasi masalah kecanduan
mereka. Butuh usaha yang besar untuk meyakinkan mereka untuk menjalani
perawatan, dan untuk seorang pecandu sendiri, banyak hal yang mereka butuhkan
agar mereka dapat meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka memiliki masalah
dengan kecanduan dan memerlukan perawatan. Beberapa alasan – alasan yang sering digunakan oleh
pecandu diantara lain ialah :
“Saya merasa
hidup lebih menyenangkan bila menggunakan napza”
Alasan ini merupakan pernyataan seorang pecandu yang
sedang berada dalam penyangkalan. Pikiran dapat menjadi perangkat yang sangat
kuat dan dapat meyakinkan seseorang bahwa hidup mereka akan terasa lebih
menyenangkan bila menggunakan napza. Pada kenyataannya, seorang pecandu
memiliki permasalahan yang rumit dalam hampir semua aspek kehidupannya.
Penyangkalan merupakan hal yang berbahaya dalam pemulihan, keyakinan yang
keliru dapat menyebabkan seorang pecandu meyakini bahwa mereka tidak memerlukan
perawatan. Banyak pecandu merasa bahwa mereka tidak akan merasakan kebahagiaan
yang lengkap tanpa menggunakan napza.
“Saya pernah menjalani rehabilitasi sebelumnya”
Alasan ini sangat sering digunakan oleh kebanyakan pecandu,
karena banyak pecandu yang telah menjalani rehabilitasi atau program perawatan
lainnya mungkin sekali, dua kali atau beberapa kali. Pecandu harus mengerti
bahwa setiap individu dapat berubah, termasuk diri mereka sendiri. Ketika
mereka menjalani program perawatan atau rehabilitasi sebelumnya, mereka mungkin
mengalami relapse. Hal itu wajar terjadi. Jika ada kesempatan bagi seorang
pecandu untuk menjalani program perawatan atau rehabilitasi dan membuat
perubahan positif untuk kehidupannya maka hal tersebut layak dicoba. Hanya
saja, kali ini mereka harus benar – benar berkomitmen dan melakukan usaha untuk
bertahan bersih.
“Saya membutuhkan napza untuk meningkatkan kinerja
atau kreativitas”
Alasan klasik lainnya adalah menggunakan napza sebagai
stimulus untuk bekerja ataupun berkreatifitas. Kekeliruan cara berpikir ini
menyebabkan banyak pecandu terperangkap dalam kecanduan. Banyak orang yang
menggunakan napza untuk membantu mereka bekerja. Mereka merasa perlu
menggunakan napza untuk membantu mereka melewati hari dan merasa bahwa mereka
bekerja lebih baik jika menggunakan napza. Kenyataannya, orang akan mendapatkan
hasil terbaik jika tidak menggunakan napza dan pecandu mungkin akan menyadari
hal ini jika mereka pulih.
Merupakan
hal hal baik jika seorang pecandu mendapatkan perawatan napza. Namun
bagaimanapun juga, akan ada banyak tantangan yang muncul pada saat pecandu
menyelesaikan program perawatannya. Tantangan terbesar adalah untuk bertahan
tidak menggunakan napza kembali dan berpola hidup sehat. Beberapa pecandu mungkin berhasil
mengatasinya, namun, banyak pecandu memiliki potensi yang besar untuk menggunakan
napza kembali pada titik tertentu.
Sangatlah penting untuk dipahami
mengapa relapse ( kambuh ) dapat terjadi pada masa – masa awal pemulihan.
Beberapa faktor utama mengapa relapse
dapat terjadi pada masa – masa awal pemulihan antara lain :
Kepercayaan
diri
Seringkali
pecandu mengalami krisis kepercayaan diri pada masa awal pemulihan mereka.
Mereka ingin untuk pulih dari ketergantungan tetapi belum siap untuk menerima
perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Gambaran sederhananya adalah ingin
belum tentu siap.
Hubungan
Hubungan
dengan orang lain seringkali menjadi faktor penting pada masa awal pemulihan. Banyak
pecandu yang bermasalah dalam mengatasi hubungan dengan orang lain sehingga
mereka melupakan prioritas utama mereka yaitu tetap bertahan bersih.
Penerimaan
Pada
masa awal pemulihan, jika seorang pecandu belum benar – benar menerima dan
memahami bahwa mereka memiliki permasalahan dengan kecanduannya, mereka akan
dengan mudahnya menemukan alasan untuk menggunakan kembali. Rasionalisasi
tentang penggunaan napza biasanya menjadi indikator penting penyebab relapse.
Beberapa
faktor ini dapat menjadi hambatan dalam menjalani pemulihan napza . Selama proses perawatan,
konselor akan mengajarkan pecandu apa yang harus dilakukan ketika hambatan
tersebut terjadi. Mereka semua dapat diatasi melalui dukungan yang tepat, pola
pikir mental, dan alat belajar di dalam rehabilitasi. Untuk dapat mampu mengatasi
semua hambatan pada masa awal pemulihan, seseorang harus dapat memulai cara
hidup baru. Ini berarti untuk berpikir secara berbeda, mencoba untuk menjadi
lebih positif, dan melakukan usaha untuk tetap bertahan bersih. Dibutuhkan
keinginan yang kuat untuk dapat bertahan bersih dan sulit bagi pecandu untuk
tidak menyerah dalam melakukan usaha bertahan bersih pada masa awal
pemulihan. Penting bagi pecandu memiliki
keluarga, teman, konselor dan segala bentuk dukungan lain untuk mendapatkan
pertolongan dan bimbingan.
Masa
awal pemulihan ( 1-3 bln ) mungkin adalah masa yang paling sulit bagi para
pecandu. Membangun hubungan sosial dan
supportif sangat krusial pada masa awal pemulihan. Hal yang paling penting
dalam membangun hubungan ini adalah pecandu dapat menemukan orang yang dapat
diajak berbicara mengenai apapun, yang dapat mereka percaya dan dapat berbagi
pengalaman mengenai pemulihannya. Hubungan ini dapat ditemukan dalam peer atau
teman yang sedang berada dalam pemulihan dan konselor. Ini dapat membantu
mereka melewati masa masa sulit di awal pemulihan.
Selama
masa awal pemulihan, penting bagi para pecandu menemukan arah kehidupan mereka,
kesehatan secara jasmani dan rohani dan mulai menemukan keseimbangan dalam
kehidupan mereka. Ini merupakan proses yang memerlukan waktu, namun dengan
sudut pandang dan pola pikir yang tepat,
jawaban – jawaban tesebut akan datang seiring dengan berjalannya waktu.
Seorang pecandu akan mulai berpikir bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas
dalam beberapa aspek kehidupannya dengan mulai melakukan kegiatan seperti
bekerja, sekolah dan membangun hubungan baru secara sehat.
Memiliki
lingkungan yang positif dan terkontrol merupakan hal yang essensial dalam
pemulihan seorang pecandu, sebagaimana peran lingkungan dapat berpengaruh besar dalam kehidupan mereka, baik untuk mempertahankan pemulihan
ataupun dalam kontribusinya dalam kegagalan pemulihan mereka. Salah satu cara
untuk menemukan lingkungan yang sehat adalah rehabilitasi. Berada dalam
rehabilitasi akan meminimalisir berbagai godaan dan membantu mengatasi berbagai
hambatan yang akan dihadapi pecandu pada masa awal pemulihan. Rehabilitasi residensial
dapat membantu pecandu melewati masa sulit di awal pemulihan, walaupun
lingkungan bukan satu satunya solusi untuk pecandu dapat bertahan bersih, tapi
dapat membantu pecandu mencapai hal tersebut terutama pada masa awal pemulihan.
Sekali,
dua kali, atau beberapa kali mendapatkan perawatan pemulihan napza – itu
merupakan cerita umum yang sering terjadi. Bagi kebanyakan pecandu, dibutuhkan
beberapa kali perawatan untuk bertahan bersih dari napza. Mungkin banyak yang
bertanya tanya mengapa program pemulihan napza tidak menghasilkan keberhasilan.
Beberapa kemungkinannya adalah :
Kesalahpahaman
tentang adiksi atau kecanduan sebagai penyakit.
Penggunaan
napza jangka panjang mempengaruhi cara bekerja otak. Oleh karena itu kecanduan
sering disebut sebagai penyakit otak
( brain disease ) yang kronis dan kambuhan. pengharapan
tentang tempat rehabilitasi sebagai tempat yang dapat menyembuhkan merupakan cara berpikir yang keliru.
Modalitas
terapi
Tidak
semua pusat perawatan napza menawarkan program yang berdasarkan “evidence
based” yang menjadi acuan perawatan yang kita ketahui bekerja secara efektif
meningkatkan tingkat kenerhasilan perawatan. Kenyataannya, National Center on
Addiction and Substance Abuse di Columbia University baru baru ini melaporkan¹
bahwa hanya 1 dari 10 pecandu yang membutuhkan rehabilitasi mendapatkan
perawatan napza, dan kebanyakan dari mereka menerima pelayanan perawatan napza
yang tidak berdasarkan “evidence based”
Beberapa
pusat rehabilitasi masih menggunakan metode yang lama, dengan pendekatan konfrontatif, dan
beberapa pusat perawatan lainnya menyediakan pelayanan dengan kualitas sumber
daya manusia yang minimal. Sejak trend penggunaan napza telah berubah dari
napza jenis sedatif menjadi stimulan akhir – akhir ini, kebanyakan pecandu juga
mengalami co-occurring disorder atau
beberapa permasalahan yang menyertai kecanduannya seperti depresi, kecemasan
dan gangguan kesehatan mental lainnya. Oleh karena itu resiko relapse akan
meningkat selama masa awal pemulihan jika pecandu tidak mendapatkan perawatan
yang tepat, sesuai kebutuhan dan menyeluruh dalam program pemulihannya.
Untuk beberapa kasus, perawatan napza dapat mungkin
dapat langsung bekerja untuk pertama kalinya. Sementara, yang lain butuh proses yang kumulatif.
Meskipun kita sudah memilih pusat perawatan napza yang tepat, seringkali
dibutuhkan beberapa kali usaha agar hasilnya dapat sesuai dengan yang kita
inginkan. Setiap usaha adalah bagian yang esensial yang menentukan perjalanan
pemulihan. Bahkan bila seseorang belum ingin untuk melakukan perubahan dalam
hidup mereka, dalam pusat rehabilitasi, mereka dapat melihat bagaimana konsep
dan perangkat yang mingkin dapat membantu mereka nantinya. Mereka juga dapat
melihat bahwa ada cara yang nyata menuju pemulihan yang dapat mereka lalui dan
telah berhasil untuk orang lain.
Time frame yang salah
Penelitian (http://articles.latimes.com/2008/nov/10/health/he-addiction10 ) menunjukan bahwa 3-6 bulan adalah
waktu yang paling realistis bagi pemulihan napza, dan diikuti dengan perawatan
lanjutan, konseling dan support grup. Untuk banyak orang, hanya dengan
menghindari napza dan alkohol tidaklah cukup untuk mencegah terjadinya relapse
/ kambuh. Pemulihan napza membutuhkan perubahan gaya hidup seperti pola tidur,
aktivitas, dan kebutuhan membangun hubungan sosial yang suportif
Support system yang tidak tepat sasaran
Salah satu kesalahan yang sering oleh pecandu yang baru menyelesaikan progam
perawatan adalah dengan menghabiskan waktu bersama teman teman yang masih
menggunakan napza atau kembali kepada lingkungan yang beresiko tinggi. Hal ini
dapat dimengerti karena pada masa awal pemulihan seringkali pecadu merasa
kesepian. Mengandalkan keluarga dan mulai mencari lingkungan baru yang bebas
dari napza merupakan hal yang cukup sulit bagi pecandu. Seringkali bukannya
menawarkan dukungan, orang terdekat mungkin akan membuat proses bahwa mereka bertambah
sulit bagi seorang pecandu. Ini bukan berarti mereka tidak menginginkan
keluarga atau kerabat mereka pulih, tetapi mereka tidak siap dengan perubahan
yang terjadi dengan si pecandu. Hal ini
disebabkan pola sikap dan pengulangan yang selama ini keluarga rasakan semasa
si pecandu masih aktif dalam kecanduannya.
Banyak pecandu tidak berhasil berhenti dengan
sendirinya. Banyak pula yang datang ke pusat perawatan napza dengan usaha
mengatasi masalah kecanduannya sekaligus mengatasi tekanan dan permasalahan
hidupnya sehari hari. Pekerjaan, keluarga, pasangan dan teman dapat menjadi
penyebab stress sehingga seorang pecandu semakin sulit untuk mengatasi kecanduannya.
Pusat rehabilitasi residensial memiliki beberapa keuntungan yang dibuat untuk
membantu pecandu selama proses pemulihannya. Berikut adalah beberapa keuntungan
Keuntungan yang pertama adalah program perawatan
residensial menawarkan anda kesempatan untuk meninggalkan lingkungan penyebab
stress dan berfokus kepada pemulihan anda. Permasalahan sehari hari seperti
konflik dalam keluarga, tekanan pekerjaan dapat mengalihkan perhatian anda dari
tujuan utama yaitu pemulihan. Namun bukan berarti permasalahan tersebut tidak
menjadi perhatian lagi, melainkan untuk mengurai benang yang kusut kita harus
memulai secara perlahan lahan dan satu persatu. Lingkungan yang tenang dan
terisolasi dapat membantu mengurangi tekanan hidup dan berfokus kepada masalah
utama yaitu kecanduan.
Keuntungan yang kedua adalah mengurangi godaan untuk
kembali menggunakan napza. Ketika berada dirumah, seringkali pecandu mengalami
kesulitan untuk menahan godaan untuk kembali menggunakan. .Sebuah
program rehabilitasi residensial
memberikan dukungan secara terus
menerus baik
dari seorang konselor, dokter, pekerja sosial bahkan teman teman yang berada
dalam pemulihan. Sehingga ketika pikiran untuk kembali menggunakan
muncul, pecandu memiliki seseorang
untuk berpaling dan
meminta bantuan.
Konseling harian merupakan keuntungan lain yang
ditawarkan oleh program rehabilitasi residensial. Berbagai terapi psikologis
dibuat untuk memberdayakan pecandu dengan pengetahuan mengenai adiksi, cara
cara mencegah terjadinya relapse dan membantu transisi menuju pemulihan. Sesi
terapi kelompok maupun individual dapat membantu pecandu menganalisa penyebab
kecanduan dan menawarkan teknik untuk hidup bersih tanpa menggunakan napza.
Keuntungan yang terakhir adalah membantu pecandu
mengatasi masalah gejala putus zat ( withdrawals ). Dengan berada dalam program
rehabilitasi residensial, pecandu dibantu melalui dukungan, terapi medis untuk
membantu mengatasi masalah gejala putus zat. Seringkali gejala putus zat atau
yang biasa disebut dengan sakaw berlangsung dalam waktu yang cukup lama baik
secara fisik ataupun psikologis seperti perubahan mood dan gangguan pola tidur.
Gigih Eka Setiagung, ICAC I,
RC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar